[BUKU] Sabtu Bersama Bapak


Penulis : Adhitya Mulya

Saya beli buku ini bulan Mei 2015, dan sudah cetakan ke sebelas. Awalnya banyak orang-orang yang saya follow di twitter dan blog bicara soal buku ini. Karena penasaran akhirnya beli. Setelah selesai baca, saya rasa buku ini buku paling ‘ringan’ dan paling membekas buat saya. Langsung saya kasih label “BUKU TERFAVORIT”.  Ih, suka banget deh sama buku ini.

Menurut saya, buku ini gampang banget ‘relate’ di kehidupan sehari-hari banyak orang. Saya banyak belajar juga, dan kepancing jadi pengen belajar banyak hal lagi. Mungkin paragraf-paragraf selanjutnya bakalan banyak spoiler,  jadi yang nggak suka spoiler bisa skip aja yaa.

Setelah baca buku ini, saya kelompokkan ceritanya jadi 3 cerita. Pertama, cerita keluarga Garnida  Bapak Gunawan dan Ibu Itje. Cerita ini ada di awal, sukses bikin berlinang air mata. Bikin sadar juga bahwa segala sesuatu itu sangat mungkin terjadi dan apa yang dilakuin sama Pak Gunawan ini bener-bener luar biasa, dia sadar betul bahwa dia adalah kepala keluarga yang menurut dia harus ada selangkah di depan masalah. Dari cerita ini juga jadi sadar, bahwa kehidupan setelah menikah itu banyak tanggung jawabnya jadi harus benar-benar disiapkan, lahir batin maupun calon teman hidupnya. Yang terakhir penting! Haha. Saya terharu banget waktu Pak Gunawan bilang gini “I don’t let death take these, away from us. I don’t give death, a chance.” . Persiapan Pak Gunawan untuk Bu Itje biar nggak ngerepotin anak-anaknya nanti juga harus dicontoh nih.

Cerita Kedua, tentang keluarga Satya (Kakang), anak pertama Pak Gunawan dan Ibu Itje. Satya punya istri namanya Rissa dan punya 3 orang anak. Nah di cerita ini saya belajar sedikit tentang parenting. Satya sama Rissa ini sama-sama orang cadas, pintar dan cakep dua-duanya. Seperti kehidupan keluarga di kehidupan sehari-hari, ada banyak konflik di keluarga ini, nah cara penyelesaian masalahnya ini yang bisa banyak buat belajar.  Ada quote yang saya suka juga di cerita ini “I can’t ask for a better you. However, you deserve a better me”. Banyak kan ya orang-orang yang berusaha ‘mengubah’ pasangannya seperti apa yang dia mau, tapi buat saya itu percuma. Selama orangnya nggak mau berubah karena kesadaran sendiri, gak akan jalan. Nah seharusnya kaya Rissa ini, berubah karena dia sadar bahwa pasangannya pantas untuk dapat hal-hal yang lebih baik dari Rissa. Saya juga suka pola asuh Rissa terhadap anak-anaknya. Oh iya, latar cerita ini di Jerman, mereka hidup Cuma sekeluarga dan Satya kerja di perusahaan minyak yang jatah libur dan kerja nya masing-masing 2 (eh atau 3 ya? Lupa hehe) minggu, salut banget deh sama keluarga kaya gini (*sering baca cerita keluarga-keluarga kecil yang merantau di luar negri).

Cerita Ketiga, tentang Cakra (Saka), anak kedua Pak Gunawan dan Ibu Itje. Cerita nya lucu deh kehidupan seorang bujangan yang karir nya udah sukses, tapi masih jomblo di umurnya yang sudah matang. Sering dicengin bawahannya, tapi seru dan sangat menghibur deh ceritanya. Sampai akhirnya dia ngejar seorang perempuan namanya Ayu. Nah ceritanya pemikiran Saka ini nih yang suka bikin banyak cewek naksir *iya saya aja deh*.  Suka deh sama cara pikirnya Saka ini.  Nah kalo di cerita ini aku noted sama ini “Membangun sebuah hubungan itu butuh 2 orang yang solid, yang sama-sama kuat. Bukan yang saling ngisi kelemahan. Karena untuk menjadi kuat, adalah tanggung jawab masing-masing orang. Bukan tanggung jawab orang lain”. Well, kuat itu memang untuk masing-masing orang, Bu Itje bisa ngurus anak-anaknya setelah Pak Gunawan meninggal itu buktinya.

Banyak banget pintu pikiran saya yang terbuka karena buku ini, banyak catatan yang saya simpan di hati dan pikiran saya. Ah pokoknya terimakasih kang Adhitya Mulya!

Dan saya juga penasaran banget sama film “Sabtu Bersama Bapak” yang sedang dalam proses produksi . Sepertinya bakal seru sekali.  


Xoxo,

Kiki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TULUS!!!